Laman

Selasa, 31 Agustus 2010

Iskandar Berdayakan Puluhan Tenaga Kerja

Remabng 
Setelah beberapa bulan yang lalu membudidayakan melon emas dan menuai sukses, kini Iskandar warga desa Mojokerto kecamatan Kragan mencoba menanam melon varietas baru jenis sakata atau dipasaran dinamai melon merah. Komoditi yang baru ngetrend itu ditanam akhir Juli kemarin, masuk masa panen pertengahan September mendatang.Iskandar ditemui di tengah kesibukan merawat tanaman melon merah menjelaskan, bibit sakata dibeli dari temannya sesama petani melon yang bermukim di Solo.
iskandar sedang meneliti tanaman melonnya

Rekannya telah berulang kali membudidayakan melon merah dan berhasil. Sehingga membuatnya tertarik untuk mencoba menanam.Disebutkan Iskandar, bibitan sakata yang dibelinya ditanam di lahan seluas 1 hektar dan saat tumbuh berjumlah 12.500 batang. Bila waktu panen nanti per batang menghasilkan 1 buah melon dengan berat 2,5 kilogram, dari perhitungannya akan dipetik melon merah lebih dari 30 ton.Iskandar lebih lanjut menuturkan, untuk pemasaran sendiri dia tidak bingung karena memiliki rekanan tengkulak buah di sejumlah kota besar seperti Jakarta, Bandung, Bogor dan Semarang. Bahkan beberapa orang diantaranya sudah menyaksikan melon merah di kebunnya, kemudian mengikat perjanjian jual beli, akan memborong hasil panen seharga Rp 5.000 per kilogram. Keputusan Iskandar mencoba budidaya melon merah bukan asal mengikuti trend, namun sebelumnya dia mempelajari literatur terkait komoditi yang akan ditanamnya itu. Dari berbagai sumber yang dipelajarinya disebutkan sejumlah keunggulan melon merah termasuk tata cara menanam serta merawat, setelah merasa yakin baru dia memutuskan untuk membudidayakan.Yang membanggakan dari sosok Iskandar adalah, dia selalu melibatkan warga sekitar saat menanam melon, entah jenis biasa, melon emas beberapa waktu lalu dan sekarang saat menanam melon merah. Tetangga yang tidak memiliki lahan sendiri dan ibu rumah tangga sekitar rumah dilibatkan mulai dari menyiapkan lahan, menanam, merawat dan kala panen nanti.

Sedikitnya 30 orang pria dan wanita direkrut, melakukan pekerjaan sesuai kemampuan dan kapsitas masing-masing. Dibayar secara mingguan, bila dihitung, tiap pekerja menerima upah bervariasi antara Rp  1 juta hingga 1,5  juta, mulai penyiapan lahan hingga panen. (hasan)