Laman

Sabtu, 21 Agustus 2010

Dekati Lebaran Baju Koko Ipin Upin Laris Manis

Rembang 
Memanfaatkan tokoh Ipin dan Upin, pemain filem kartun anak yang disiarkan salah satu televisi swasta, memberikan isnpirasi tersendiri pada pengusaha konveksi. Mereka memasang gambar dua bocah lucu itu pada pakaian hasil produksinya, Khususnya hasil rancangan busana muslim pria atau biasa disebut baju Koko, ukuran anak-anak.Momentum lebaran tahun ini dimanfaatkan secara jeli oleh pengusaha konveksi memproduksi setelan baju koko plus celana dan kopiah dalam satu warna, bergambar Ipin dan Upin. 

Beberapa waktu lalu sempat booming kaos bergambar dua bocah kocak itu, kini diabadikan pada busana muslim ukuran anak-anak. Di beberapa los pakaian anak menyediakan setelan pakaian tersebut dan laris diborong pembeli.Yanti, salah satu pedagang di los pakaian menyebutkan, sejak seminggu sebelum puasa banyak berdatangan tengkulak yang menawarkan baju koko bergambar Ipin-Upin. Mereka datang dari Solo, Klaten dan Kudus. Semula dirinya merasa ragu, tetapi memutuskan mencoba membeli dan menjualnya walau dalam jumlah sedikit, hanya 2 lusin.Saat baju dipajang terang Yanti, ternyata banyak pembeli yang tertarik dan dalam hitungan satu hari seluruh stok habis terjual. Dia-pun segera menghubungi tengkulak dari Solo dan Klaten, segera minta kiriman. Kali ini dia membeli 50 lusin untuk persediaan hingga menjelang lebaran.Begitu dagangan tiba dan dipajang, pembeli melakukan aksi borong. Per potong dia banderol Rp 50 ribu, untuk semua ukuran. Sampai kemarin tercatat Yanti sudah menjual 44 lusin, termasuk 2 lusin sample. Yanti lebih memilih produk dari Solo dan Klaten karena harga lebih murah, namun disebutnya secara kualitas memang tidak sebagus produk dari Kudus. Baju koko Ipin-Upin dari Solo dan Klaten dia beli RP 35 dan Rp 40 ribu, sedangkan harga yang ditawarkan tengkulak dari Kudus antara Rp 70-90 ribu.Diakuinya hasil produksi dari Kudus lebih halus bahan kainnya namun sulit dijual karena harga tidak terjangkau masyarakat. Oleh karena itu pilihan jatuh pada produk Solo dan Klaten, meski kain tak begitu halus. Hanya saja bila ada pembeli yang menginginkan baju koko berbahan istimewa dan cocok dengan harga yang ditawarkan,  maka disanggupinya dan dibelikan di Kudus .  Bila  peluang masih terbuka tambah Yanti, dia tak segan-segan menambah dagangan, namun harus cermat dalam perhitungan. Berapa jumlah barang yang akan didatangkan perlu dihitung dengans eksama. Karena dia membeli secara kontan, sehingga cukup berpengaruh pada perputaran modal dagang. (bib)