Rembang
Seperti tahun-tahun sebelumnya, sepekan usai lebaran dipastikan bila masyarakat Rembang merayakan pesta syawalan atau dalam istilah setempat dinamakan kupatan. Penyelenggaraan dipusatkan di tempat rekreasi yang kini namanya beralih menjadi Dampo Awang Beach Taman Rekreasi Pantai Kartini (DABTRPK).Keramaian pesta kupatan diwarnai adanya pedagang aneka komoditi, baik berada di dalam dan halaman parkir DABTRPK maupun melimpah di sebagian jalan Diponegoro dan Kartini yang masih berada di sekitar tempat rekreasi kebanggaan warga Rembang itu. Pengelola DABTRPK juga menampilkan aneka tontonan menarik yang didatangkan dari luar daerah termasuk menggelar live music untuk menghibur pengunjung.Pengelola DABTRPK
Sriyono |
Sriyono saat ditemui di ruang kerjanya pagi tadi menerangkan, mulai hari Senin pihaknya mulai membuka pendaftaran kapling bagi para pedagang yang akan meramaikan pesta kupatan. Tahun ini disediakan 121 unit kapling dengan perincian 141 unit berada di halaman parkir, sisanya 80 unit bertempat di dalam lokasi wisata. Namun pada hari H masih dsediakan sedikit tambahan tempat, khusus bagi pedagang lesehan.Menurut Sriyono, ada 4 jenis kapling yang disediakan, masing-masing berukuran 2X4 meter, 3X3, 4X6 dan 6X8. Harga sewa mengacu pada Perda yang mengampu yakni Rp 1.000 per meter plus Rp 100 untuk pungutan kebersihan terhitung setiap hari selama sewa kapling berlangsung. Untuk mencegah adanya monopoli dan penjualan kembali kapling di atas harga sewa yang ditentukan, diantiisipasi dengan hanya memperbolehkan satu pedagang menyewa 1 kapling. Dikuatkan yang bersangkutan menyerahkan copy KTP, untuk dibuatkan ID card.Dalam klausul sewa kapling juga dicantumkan pengelola DABTRPK tidak termasuk memasok kebutuhan listrik, diusahakan secara mandiri oleh para pedagang. Karena kebutuhan listrik di DABTRPK masih disuport oleh pemkab dan sering terjadi kekurangan daya untuk menyalakan seluruh wahana permainan milik lokasi wisata sendiri, sehingga tidak mencukupi bila dimanfaatkan oleh ratusan lapak pedagang selama pesta kupatan berlangsung.
Sriyono lebih lanjut menerangkan, pihaknya sudah mengajukan ijin keramaian ke Polres Rembang dan sudah mendapat jawaban bila disetujui. Pelaksanaan pesta kupatan dijadwalkan berlangsung tanggal 16-20 September. Pedagang sendiri mulai H-5 lebaran sudah diperbolehkan mendirikan lapak dan menata dagangan. Adapun puncak kegiatan diprediksi antara 17-19 September, usai dibuka secara resmi oleh Bupati Rembang H Moch Salim pada tanggal 17 September.
Sriyono menambahkan, saat pesta kupatan nanti harga tiket dibanderol Rp 8.000 dan dari estimasinya akan diraup pendapatan di atas Rp 800 juta. Lebih tinggi dari tahun lalu yang hanya memperoleh hampir Rp 600 juta. Prediksi kenaikan pendapatan tahun ini dengan pertimbangan bertambahnya wahana permainan yang barang tentu akan menarik pengunjung untuk menikmatinya. Antara lain yaitu flying fox pantai, bioskop 3 dimensi, motor AVP, arena time zone dan balon air.
Untuk lomban atau wisata laut menggunakan perahu tradisional nelayan tetap diadakan karena menjadi ciri khas pesta kupatan. Hanya sajs Sriyono membatasi jumlah perahu lomban sebanyak 30 unit perahu dengan biaya pendaftaran Rp 75 ribu per perahu. Nantinya setiap perahu nanti dibatasi hanya mengangkut penumpang 20 orang, namun apabila sewaktu-waktu cuaca tidak mendukung, seperti turun hujan atau ombak terlau besar, maka lomban akan dihentikan. Setiap hari Tim SAR selau siaga, untuk mengantisipasi terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan.
Adapun dalam hal pengamanan pelaksanaan pesta kupatan tahun ini, selain melibatkan aparat kemanan dari Polre Rembang, Kodim-0720 Rembang, Satpol PP dan Dinas Perhubungan, pengelola DABTRPK juga melibatkan pengamanan swakarsa. Melibatkan karang taruna desa sekitar dan tokoh-tokoh pemuda yang cukup berpengaruh di Rembang.
Terobosan ini dipilih untuk mengantisipasi kebocoran seperti yang sering terjadi dalam penyelanggaraan pesta kupatan tahun-tahun sebelumnya. Petugas pam swakrsa ditempatkan di pintu masuk sekitar loket penjualan tiket depan dan yang berada di pantai, mereka juga diberi tugas membantu aparat keamanan dalam menjaga pesta kupatan dari gangguan kambtibmas serta menertibkan pengemis yang biasa sering mangkal bila pesta tradisi itu digelar.(bibhas)