Laman

Sabtu, 02 April 2011

BUPATI RESMIKAN PEMBANGUNAN MASJID DESA KALIBOJA

 
KAJEN Pemerintah Kabupaten Pekalongan memikirkan pembangunan di segala bidang, tetapi disesuaikan dengan kemampuan pemerintah. Bidang agama adalah bidang yang sangat penting karena falsafah Pancasila pada sila I yakni Ketuhanan Yang Maha Esa adalah tidak sekedar untuk dihafal tetapi untuk dipahami, dihayati dan diamalkan. Tidak saja diusahakan oleh rakyatnya, tetapi juga oleh pemerintahnya agar Ketuhanan Yang Maha Esa ini benar-benar diamalkan oleh masyarakat. Diantara amalan sila I Pancasila itu adalah masyarakat beribadah sesuai dengan agama masing-masing dengan tingkat ibadah yang dari waktu ke waktu semakin berkualitas.
Demikian sambutan Bupati Pekalongan DR. Hj. Siti Qomariyah, MA pada acara peletakan batu pertama pembangunan masjid Al-Hidayah Desa Kaliboja, Selasa (29/3). Acara tersebut dihadiri oleh Camat dan Muspika Kecamatan Paninggaran, para alim-ulama dan ratusan masyarakat desa setempat.
Bupati lebih lanjut menyampaikan bahwa kita telah mendapat nikmat yang besar dalam membangun negeri ini, dimana agama dapat tumbuh subur tanpa dipertentangkan dengan Negara. Bahkan pengajian-pengajian seperti ini semakin banyak menghadirkan aparat pemerintah mulai Bupati sampai Kades. Sebaliknya, para ulama juga semakin banyak membantu pembangunan pemerintah.
Tumbuh suburnya agama ditandai dengan banyaknya masjid di Kabupaten Pekalongan, yakni lebih dari 700 unit dari jumlah desanya yang 285 desa/kelurahan. Hal ini berarti tiap desa rata-rata memiliki masjid 2 buah. Sementara untuk jumlah Mushola saat ini ada 2.882 buah, artinya per Desa rata-rata 10 Mushola.
Diluar itu kita juga punya Taman Pendidikan Al-Quran (TPQ) yang jumlahnya 1000 buah, Majlis Taklim 400 unit, Pondok Pesantren 100 unit, MI dan MTs ada lebih dari 100 unit. Dan masih banyak lagi bangunan-bangunan sosial termasuk rumah sakit Islam, poliklinik dan juga yayasan yatim-piatu. Semua itu bukti nyata bahwa kita telah mulai melaksanakan ajaran Nabi bahwa hidup ini terpadu antara ulama, umaro, aughnia dan masyarakat.
Pemkab Pekalongan, menurut Qomariyah, dalam menganggarkan bantuan keagamaan, misalkan untuk membantu guru-guru TPQ tidak kurang dari Rp 3 milyar setiap tahun. Demikian juga kita membantu guru-guru swasta yang ada di Madrasah sampai tahun 2009, tiap bulan Rp 150 ribu walaupun belum merata.
“Disamping itu kita juga masih ada dana sosial tidak kurang dari Rp 6 milyar, dimana 80% dipakai oleh kegiatan masjid dan kegiiatan-kegiatan yang sifatnya keagamaan dan sosial atau kemasyarakatan,” imbuh Bupati.
Dalam rangka untuk menjelaskan kepada seluruh masyarakat Kabupaten Pekalongan, orang nomor satu di Kabupaten Pekalongan ini lagi-lagi mejelaskan bahwa tahun 2010 anggaran yang digunakan untuk pendidikan sejumlah 2/3 dari anggaran daerah, dimana setiap tahun Pemkab Pekalongan memiliki dana sebesar Rp 700 milyar. Jadi yang digunakan untuk pendidikan sebesar Rp 500 milyar. Kenapa pendidikan kita tanam modal begitu banyak? Karena sesungguhnya selama ini di Kabupaten Pekalongan ternyata ketinggalan di bidang pendidikan yakni pada tahun 2006 pendidikan SMA sederajat rangking ke-32 dari 35 Kabupaten/Kota se Jawa Tengah.
Bayangkan Kabupaten Pekalongan yang dikenal maju, daerah hijau, daerah industry, daerah perkebunan yang sangat maju dan daerah pertanian yang tidak pernah kurang. Namun penduduknya dalam hal pendidikan sangat ketinggal dari daerah lain. Kenapa kita ketinggalan? Karena ternyata banyak anak-anak seusia SMA banyak yang tidak sekolah. Kenapa tidak sekolah? Diantaranya karena sarana prasarananya kurang, masih banyak kecamatan yang belum memiliki sekolah SMA sederajat.
Untuk itu dalam lima tahun kita membangun 6 SMA/SMK Negeri yakni di Petungkriyono, Lebakbarang, Kandangserang, Sragi, Karangdadap dan Talun. Dan sejak itu anak-anak di wilayah tersebut bisa bersekolah. Demikian juga masih banyak desa yang anak-anaknya jangankan untuk sekolah SMA, untuk bersekolah SMP saja tidak sampai. Kenapa? Ternyata juga alasannya sama yaitu karena sekolahnya jauh. Untuk itu Pemerintah Kabupaten Pekalongan juga mambangun 17 SMP Satu Atap dalam lima tahun ini dan Alhamdulillah anak-anak bisa sekolah.
Pada tahun 2006, anak-anak yang sekolah SMA itu hanya 36%, namun sekarang sekarang ini jumlahnya sudah lebih dari 61%. Sedangkan anak-anak yang sekolah SMP, pada tahun 2006 hanya 70%, tetapi sekarang ini sudah mendekati 90%. Untuk SD, anak-anak yang sekolah saat ini sudah 100%.
Inilah yang kita garap dalam membangun daerah, dimana kita harus melihat ukuran-ukuran wajarnya pembangunan. Jangan sampai daerah ini ketinggalan dari daerah lain karena kita tidak memprioritaskan mana yang harus kita kejar karena ketertinggalan-ketertinggalan yang kita miliki.
Alhamdulillah dari kemajuan pendidikan, kemajuan ekonomi dan juga dari kemajuan sarana kesehatan dimana kita telah membangun Polindes tidak kurang dari 130 unit selama lima tahun dan juga Puskesmas Rawat Inap ada 7 unit. Semua ini menjadikan Kabupaten Pekalongan pada perhitungan akhir hasil pembangunan rangkingnya telah berubah, dimana yang pada tahun 2006 rangking ke-32 menjadi ke-23 dari 35 Kabupaten/Kota se Jawa Tengah.
 Semoga pengajian ini menambah keakraban warga Kaliboja dengan Pemerintahnya dan keakraban itu semoga senantiasa menambah semangat membangun Kabupaten Pekalongan. Dan mudah-mudahan peletakan batu pertama pada siang hari ini menjadi dorongan bagi masyarakat untuk bekerja keras dan dengan doa mudah-mudahan diberi keberkahan sehingga pembangunan masjidnya cepat selesai.
Sementara itu ketua panitia penyelenggara Zaenudin dalam laporannya menjelaskan bahwa masjid Al Hidayah luasnya 256 m2, dibangun tahun 1994 dan diresmikan yang pertama kali oleh Bupati saat itu yaitu Bapak Khairul Aini. Masjid tersebut merupakan wakaf dari tokoh masyarakat Desa Kaliboja yakni H. Usman.
Dan kali ini adalah pembangunan yang kali kedua dan rencananya akan ditingkat, dimana anggaran pembangunannya adalah sebesar Rp 669.700.00. Namun sampai hari ini panitia baru memiliki dana sebesar Rp 53 juta. “Untuk ini, kami mohon doa restu dan bantuan kepada Ibu Bupati dan segenap warga masyarakat Kabupaten Pekalongan agar masjid ini bisa terwujud,” ungkapnya. (di2k)