Setiap lebaran berlangsung, warga kelurahan Sidowayah kecamatan Rembang selalu menyediakan jasa parkir bagi peziarah komplek pemakaman Krapyak yang berada di kelurahan setempat. Warga yang memilki halaman agak luas memiliki inisiatif menjadikan tempat parkir bagi peziarah yang datang baik menggunakan mobil atau sepeda motor.Seperti yang dilakukan
Situasi Tempat Parkir Dipadati ratusan Sepeda Motor |
Ngadiman (62 tahun) salah satu pemilik warung kopi di seputaran jalan masuk makam Krapyak. Sedkit ruang terbuka di depan warungnya dijadikan tempat parkir dadakan. Hasilnya lumayan, hingga menjelang sore lebaran pertama dia sudah mengantongi uang sekitar\parRp 100 ribu.Ngadiman menuturkan, untuk sepeda motor dikenakan tarif Rp 2 ribu, sedangkan mobil ditarik Rp 5 ribu. Jaminan keamanan dan keselamatan parkir ditanggung penuh olehnya, termasuk helm yang ditinggalkan di area parkir.Ditambahkan Ngadiman, tahun lalu selama tiga hari menyediakan jasa parkir diraup pendapatan sekitar Rp 250 ribu dan prediksinya akan diperoleh lebih banyak karena belum juga waktu menjelang sore sudah mengantongi lebih dari Rp 100 ribu. Sementara puncak ziarah sendiri baru berlangsung besok, sebelum warga yang mudik kembali ke tempatnya tinggal dan bekerja di sana.\par\parSementara itu Anwar, warga Kelurahan Leteh yang bekerja di Jakarya sejak 10 tahun silam mengatakan, tidak masalah dengan inisiatif warga setempat menarik parkir. Karena hanya dilakukan setiap tahun bertepatan dengan berlangsungnya lebaran.Menurut pria penggemar kopi lelet itu, membayar Rp 5 ribu unruk jasa parkir mobilnya dianggap memberikan sodaqoh kepada tukang parkir. Demikian pula dengan peziarah yang parkir tidak merasa keberatan, namun dengan catatan mereka benar-benar menjaga keselamatan mobil atau sepeda motor yang dititipkan(hasan)