Tak selamanya maksud baik berjalan dengan baik pula. Contohnya program beras untuk warga miskin (raskin) yang dicanangkan pemerintah untuk meringankan warga kurang mampu.
Dalam implementasi raskin di lapangan, acapkali beras yang diterima rumah tangga sasaran (RTS) kualitas jauh dari layak dimakan. Seperti yang terjadi di kabupaten Rembang pendistribusian raskin 2 bulan terakhir. Beras yang diterima berwarna kuning mangkak, berkutu dan kedapatan ulat dalam kemasan karung raskin yang disalurkan gudang dolog setempat.
Muntoyo, warga desa Kabongan Kidul kecamatan Rembang kota salah satu RTS penerima raskin menyebutkan, kurun waktu dua bulan yakni Agustus dan September, raskin yang diterimanya tidak layak dimakan. Hal itu bukan sekali atau dua kali terjadi karena distribusi bulan Mei, raskin juga kurang bagus kualitasnya.
Dalam implementasi raskin di lapangan, acapkali beras yang diterima rumah tangga sasaran (RTS) kualitas jauh dari layak dimakan. Seperti yang terjadi di kabupaten Rembang pendistribusian raskin 2 bulan terakhir. Beras yang diterima berwarna kuning mangkak, berkutu dan kedapatan ulat dalam kemasan karung raskin yang disalurkan gudang dolog setempat.
Muntoyo, warga desa Kabongan Kidul kecamatan Rembang kota salah satu RTS penerima raskin menyebutkan, kurun waktu dua bulan yakni Agustus dan September, raskin yang diterimanya tidak layak dimakan. Hal itu bukan sekali atau dua kali terjadi karena distribusi bulan Mei, raskin juga kurang bagus kualitasnya.
Salah satu warga tunjukkan kutu |
Sehingga raskin terpaksa dijual dan harus tambal uang untuk membeli beras yang saat ini harganya membubung di pasar. Raskin yang diterimanya dibeli pedagang beras senilai Rp 3.400 per kilogram, lantas dia membeli beras kualitas sedang seharga Rp 5.900. Uang dari jual raskin hanya cukup untuk membeli beras layak nakan sejumlah 4 kilogram.
Sementara itu Subekti Sekertaris Kelurahan Sidowayah saat ditemui di balai kelurahan menyebutkan, raskin dua bulan terakhir memang kualitas berbeda dengan penyaluran bulan-bulan sebelumnya. Terparah alokasi Agustus lalu,saat dia membongkar salah satu kantong beras drooping raskin dari gudang dolog setempat, kedapatan puntung rokok didalamnya
Terpisah Kepala Bagian Administrasi Perekonomian Setda Rembang Muntoha waktu dihubungi menyatakan, pihaknya akan melakukan sidak ke sejumlah desa. Apabila terbukti raskin alokasi September kualitasnya jelek, maka gudang dolog setempat harus menggantinya
Muntoha menyatakan, distribusi raskin bulan September dimajukan penyalurannya dengan tujuan meringankan beban RTS, karena mendekati lebaran. Sehingga tidak perlu dipusingkan membeli beras, karena dipastikan harga di pasaran meningkat seiring datangnya lebaran.
Raskin Terlihat Berwarna mangkak |
Ditambahkan, program raskin bertujuan meringankan warga kurang mampu dalam ketersediaan bahan pangan. Dalam pelaksanannya justru jangan malah membebani penerima. Seperti laporan yang disampaikan padanya memberitahukan bila RTS terpaksa menjual raskin yang diterima kemudian harus keluar tambahan uang untuk membeli beras yang layak dikonsumsi.
Muntoha menegaskan, hal itu sudah keterlaluan dan diluar kewajaran. Tidak bisa ditolerir, dolog harus mengganti raskin jelek dengan beras kualitas layak dimakan
Data di bagian administrasi perekonomian, penerima raskin tahun lalu sebanyak 72.492 RTS, tahun ini berkurang menjadi 70.374 RTS. Berkurangnya jumlah RTS juga dibarengi pengurangan penerimaan Raskin per Kepala Keluarga. Sebelumnya tiap KK menerima 15 kg menjadi 13 kg, dengan harga tebus raskin per kilogramnya Rp 1.600(hasan)