Masih seputar makam Krapyak, komplek pekuburan terbesar di Kabupaten Rembang yang berada dalam kawasan kelurahan Sidowayah. Ribuan peziarah yang datang untuk berkirim doa dan memberishkan makam orang tua, keluarga dan kerabat yang dimakamkan di tempat itu bertepatan dengan momen lebaran, memberi berkah tersendiri bagi penduduk sekitar. Sebagian warga membuat lapak, berjualan minuman dan makanan tepat di jalan masuk pemakaman.
Pedagang Tiban Depan Pintu Masuk Makam |
Seperti yag dilakukan Siswati (28 th) warga RT 4- RW 2 kelurahan Sidowayah. Wanita yang kesehariannya ibu rumah tangga itu berani berspkelulasi menjadi pedagang tiban. Di lapaknya disediakan aneka minuman botol, es jus, po ice dan menyediakan jajanan untuk anak-anak. Lebaran tahun ini kali kedua dia melakoni sebagai pedagang tiban.
Anak-anak Dan Orang Tua Usai Ziarah nkmati Sosi |
Hari pertama lebaran dia meraup pendapatan Rp 428 ribu, hari kedua hingga siang sudah diperoleh Rp 415 ribu. Rencananya, dia berjualan selama tiga hari hingga Minggu sore, menghabiskan persediaan dagangan.Tahun lalu dia meraup pendapatan sekitar Rp 1,5 juta, sedangkan modal yang dikeluarkan sejumlah Rp 900 ribu. Keuntungan yang didapat Rp 600 ribu. Uang akan digunakan untuk merayakan 'bada kupat/kupatan', tradisi setempat sepekan pasca lebaran yang justru lebih ramai dibandingkan perayaan Idul Fitri.Pedagang tiban lain, Sumiyem (52 th) berjualan bunga tabur di jalan masuk makam Krapyak juga tak kalah sumringah. Selama dua hari berdagang telah mengantongi uang Rp 400 ribu. Bunga tabur dijual dalam keranjang kecil, dihargai Rp 7.500. Dia akan berjualan hingga besok, sekedar menghabiskan persediaan bunga tabur. Modal yang dikeluarkan Sumiyem sejumlah Rp 250 ribu, dia berharap hingga dagangan habis diperoleh uang sebanyak Rp 500 ribu, keuntungan akan digunakan merayakan kupatan bersama anak, cucu dan kerabatnya. (hasan)