Dari alokasi 29,1 ribu ton pupuk urea bersubsidi tahun 2010 yang diterima kabupaten Rembang, hingga September baru digunakan sebanyak 6,750 ribu ton. Masih tersisa sekitar 22 ribu ton, diprediksi 8 ribu ton diantaranya tidak tertebus, terancam hangus.
Sukaryo, Kasubid Penyelenggara Penyuluhan Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan Pertanian, Peternakan, Perikanan dan Kehutanan (BP4K) Kabupaten Rembang, di ruang kerjanya pagi tadi menjelaskan, hingga bulan September dari alokasi pupuk bersubsidi yang diterima Kabupaten Rembang sejumlah 29,1 ribu ton hanya tertebus sebanyak 6,750 ribu ton. Masih tersisa sekitar 22 ribu ton.
Sukaryo, Kasubid Penyelenggara Penyuluhan Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan Pertanian, Peternakan, Perikanan dan Kehutanan (BP4K) Kabupaten Rembang, di ruang kerjanya pagi tadi menjelaskan, hingga bulan September dari alokasi pupuk bersubsidi yang diterima Kabupaten Rembang sejumlah 29,1 ribu ton hanya tertebus sebanyak 6,750 ribu ton. Masih tersisa sekitar 22 ribu ton.
Pupuk bersubsidi |
Menurut Sukaryo, pada masa tanam I tahun 2010 diprediksi kebutuhan petani atas pupuk urea bersubsidi sekitar 14 ribu ton, sehingga menyisakan sebanyak 8 ribu ton. Apabila tidak ditebus, maka pupuk urea bersubsidi sejumlah itu akan hangus. Berpengaruh pada penerimaan alokasi tahun depan, memungkinkan dikurangi jumlahnya.Sukaryo menambahkan, penyebab rendahnya penebusan pupuk urea bersubsidi di Kabupaten Rembang karena pada awal tahun saat walik dami, ternyata cuaca tidak mendukung. Curah hujan sangat rendah, sehingga banyak area persawahan dan tegalan tidak dioptimalkan. Sebaliknya, menjelang masa tanam I tahun 2010 yang diprediksi dimulai bulan Oktober mendatang ternyata curah hujan berlebihan, membuat petani ragu bercocok tanam, takut lahan pertaniannya kebanjiran.
Terpisah, Sutomo, Kepala Dinas Pertanian dan Kehutanan Kabupaten Rembang memaparkan kurun waktu tahun 2010, area pertanian yang dioptimalkan petani untuk menanam padi yakni seluas 29,100 hektar dalam bentuk sawah dan sekitar 20% dari lahan tegalan seluas 34,771 hektar.
Menurut Sutomo, untuk luas lahan area pertanian dalam kondisi normal sebenarnya mamu menyerap seluruh pupuk aurea bersubsidi yang dialokasikan. Namun karena perubahan cuaca sangat ekstrim, menyebabkan daya beli kalangan petani sangat rendah.
Terpisah, Sutomo, Kepala Dinas Pertanian dan Kehutanan Kabupaten Rembang memaparkan kurun waktu tahun 2010, area pertanian yang dioptimalkan petani untuk menanam padi yakni seluas 29,100 hektar dalam bentuk sawah dan sekitar 20% dari lahan tegalan seluas 34,771 hektar.
Menurut Sutomo, untuk luas lahan area pertanian dalam kondisi normal sebenarnya mamu menyerap seluruh pupuk aurea bersubsidi yang dialokasikan. Namun karena perubahan cuaca sangat ekstrim, menyebabkan daya beli kalangan petani sangat rendah.
Ditambahkan, pihaknya berharap agar masih adanya sisa pupuk urea bersubsidi alokasi un 2010 sekitar 8 ton tidak menjadi persoalan serius, karena di daerah lain juga terjadi hal yang sama. Sehingga alokasi tahun 2011 tidak direalisasikan sangat rendah dibanding usulan yang diajukan.Menurut data di Dintanhut Rembang, usulan alokasi pupuk urea bersubsidi tahun 2009 sebamyak 30 ribu ton, direalisasikan 28,1 ribu ton dengan sisa 45 ton. Usulan tahun 2010 sebesar 31 ribu ton, direalisasikan 29,1 ton, diprediksi sisa 8 ribu ton dan untuk tahun 2011 diusulkan sejumlah 31 ribu ton. (bhy)