Laman

Senin, 16 Agustus 2010

Pengusaha Garam Datangkan Bahan Baku Dari Madura Setelah Stok Kosong

Rembang
Fenomena alam kemarau basah atau musim kemarau yang sesekali disertai turunnya hujan seperti saat ini berdampak mengenaskan bagi sektor industri garam .Ribuan hektar tambak garam yang membentang dari Kecamatan kaliori hingga Kecamatan Sarang sering gagal panen saat waktunya dikeruk siang atau malam hari sebelumnya  datang hujan sehingga butiran garam akhirnya menjadi cair kembali ,padahal saat ini sebetulnya harga gram meroket tembus mencapai kisaran Rp.450,-/kilogram untuk jenis biasa pada bulan Agustus ini sedang jenis istimewa mencapai Rp.500/kilogram
Kepala dinas perindustrian Perdagangan Koprasi dan UMKM Rembang Drs.Waluyo melalui kabid perindustrian Drs.Sudirman diruang kerjanya pagi tadi menjelaskan dampak terhebat dari kemarau basah menyebabkan  Kabupaten Rembang kekurangan stok Garam sementara hasil produksi tahun lalu semua elah diserap pasar lokal atau atau luar daerah akibatnya pengusaha dirembang kini harus mendatangkan bahan baku dari Madura hal itu terpaksa  dilakukan agar terus dapat berproduksi meski hanya menuai impas 
Menurut Sudirman dalam situasi seperti ini Diperindakop dan UMKM terus memantau perusahaan garam apakah menemui kendala berat dalam berproduksi .Untuk bahan baku Garam Grosok pihaknya memfasilitasi memberikan nama rekanan dari pengusaha garam dimadura yang bisa di nego agar diperoleh harga yang sedikit murah 
H.Rasmani pengusaha garam dari desa Purworejo Kaliori menuturkan agar usahanya terus berjalan pihaknya terpaksa mengambil bahan baku dari Sampang Madura semata-mata agar perusahaannya tidak tutup sementara dan bisa memperkerjakan terus para buruhnya selain  juga untuk menjaga kepercayaan dari pelanggan  yang telah mengikat kontrak dengan perusahaannya 
Akibat kemarau basah seperti saat ini produksi garam pada tahun 2010 tidak bakal menyamai produksi tahu sebelumnya dari data yang ada pada Diperindakop Rembang diperoleh data produksi garam tahun lalu sekitar 145.733 ton dengan waktu efektif  usaha bulan juli hingga desember sedang ditahunini diprediksi hasil produksi dibawah tahun  kemarin karena hingga bulan agustus saja belum maksimal mengerjakan tambak sementara waktu efektif produksi juga lebih pendek 4 bulan saja berakhir pada november mendatang (habib)