Laman

Selasa, 11 Januari 2011

Sutra Lurik "Kaya Tenun"Pekalongan Dapat Penghargaan Presiden

Produk kain sutra alat tenun bukan mesin (ATBM)  “Kaya Tenun” yang beralamat didesa Pekumbulan kecamatan Buaran Pekalongan kini sedang naik daun.
Hasil karyanya kini banyak dinikmati oleh semua kalangan dan dipasarkan dipulau jawa dan luar pulau jawa.
Dengan modal keuletan dan ketrampilan yang dimiliki oleh Hermanto Irfan dalam memadu corak yang ada,akhirnya maha karya lelaki dari desa itu dapat bertemu presiden dan mendapat penghargaan.

Bahkan karya-karyanya bayak dipamerkan dibeberapa kota besar dan menjadi produk unggulan.
Ditemui diruang kerjanya,pemilik “Kaya Tenun”Hermanfo Irfan menjelaskan,dirinya belajar secara otodidak dan mencampur pewarna kain dengan takaran yang baik sehingga warna dapat dikombinasikan dengan baik mulai dari benang mentah sampai pada kelosan.
Para pekerja yang membantunya berasal dari tetangga sekitar yang mempunyai pengalaman sehingga dirinya dapat mengontrol setiap produk baik dari sisi kualitas maupun kuantitasnya.
Menurut Irfan,saat ini produk ATBM punya saingan keras dengan Alat Tenun Mesin (ATM) karena ATM punya harga yang cukup murah,namun karena “Kaya Tenun”punya kualitas yang baik,pihaknya tetap mampu bersaing dengan dunia bisnis yang ada,”kata lelaki ini yang mengaku sudah menggeluti usaha ini puluhan tahun.
Kendala yang dialami,masih kata dia,bahan baku benang semua berasal dari negeri Cina,sehingga harganya tidak setabil.Namun untuk yang lain tidak ada kendala.
“Pemerintah kami harapkan bisa mengatasi kelangkaan bahan baku mentah  terutama sutranya,karena hal ini bisa mengakibatkan pengrajin kelabakan ketika sutra tidak ada dipasaran,”tandasnya.
Perhatian pemerintah kabupaten Pekalongan sangat baik kepada pengusaha kecil baik itu permodalan sampai fasilitas lain yang cukup membuat pengrajin nyaman.(gusno/upik)