BUPATI : Angka Kemiskinan di Kabupaten Pekalongan Terus Mengecil
KAJEN – “Kita melihat angka kemiskinan di Kabupaten Pekalongan terus mengecil. Pada tahun 2006 jumlah masyarakat miskin di Kabupaten Pekalongan ada 19%, tetapi di tahun 2010 tinggal 14,8%. Kalau ada warga 100 orang, maka yang miskin tinggal 15 orang. Bagaimana ini menjadi tempat kita bergotong-royong membantu ke-15 orang tersebut oleh yang 85 orang tetangganya. Mudah-mudahan kita selalu bisa meringankan warga yang kurang tanpa harus diperintah oleh pemerintah tetapi karena kesadaran kita,” demikian disampaikan Bupati Pekalongan Dra. Hj. Siti Qomariyah, MA pada acara pengajian Jam’iyyah Thoriqoh Al-Muttabaroh An-Nahdliyah Muslimat NU Kabupaten/Kota Pekalongan, Minggu (27/2) di Masjid Jami’ Sragi Kecamatan Sragi.
Tidak kalah penting adalah bidang pertanian yang merupakan kerja keras para petani. Pada tahun 2010 beras di Kabupaten Pekalongan melebihi kebutuhan, surplus beras mencapai 40-ribu ton. “Jadi walaupun tahun 2010 itu hujan lebat tapi para petani ini memberikan hasil yang banyak untuk mengisi gudang-gudang beras di Kabupaten Pekalongan,” ungkap Bupati dengan bangga. “Biasanya sisa pertanian paling tinggi 20-ribu ton. Hal itu artinya bahwa masyarakat Kabupaten Pekalongan adalah masyarakat yang sejahtera yaitu masyarakat yang kesehatannya baik dan pendidikannya berstandar provinsi maupun nasional,” imbuhnya.
Pada kesempatan itu Bupati juga menyampaikan bahwa menjelang masa akhir jabatan sebagai Bupati periode 2006-2011 telah membuat laporan 5 tahunan kepada DPRD yaitu Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Akhir Masa Jabatan Bupati (LKPJ-AMJ). Laporan itu harus disampaikan kepada Mendagri melalui Gubernur, kepada DPRD dan pula informasinya kepada masyarakat. Alhamdulillah raport pembangunan kita cukup baik. Menurutnya, ketika awal menjadi Bupati pada 2006, raport pembangunan Kabupaten Pekalongan itu rangking ke-32 dari 35 Kabupaten/Kota se Jawa Tengah. Namun setelah kerja selama 5 tahun, belum lama ini mendapat penilaian pembangunan kita mendapat rangking ke-23. Kita bisa melompati 9 daerah lain dalam waktu 5 tahun. Ini utamanya juga berkat kerjasama masyarakat dalam mewujudkan cita-cita pembangunan 5 tahun, di antaranya adalah bidang pendidikan. Pada saat itu pendidikan nilainya rendah khususnya di tingkat SMA sederajat, karena pada tahun 2006 anak-anak Kabupaten Pekalongan yang sekolah SMA hanya 36%, dan saat ini anak-anak SMA yang bersekolah sudah mencapai 61%.
Dalam mewujudkan partisipasi sekolah atau anak-anak bisa sekolah SMA ini peran swasta cukup besar, karena lebih dari 10 unit SMA sederajat dibangun oleh masyarakat. Pemerintah hanya membangun 6 SMA sederajat selama 5 tahun terakhir dan itu sudah bisa menutup seluruh Kecamatan di seluruh Kabupaten Pekalongan.
Di bidang kesehatan, pada tahun 2006 daerah-daerah yang jauh dari Ibukota mengalami derajat kesehatan yang kurang baik. Banyak iibu atau banyak kejadian ibu-ibu yang mau melahirkan sebelum sampai ke rumah sakit meninggal di jalan karena jalannya kurang bagus dan sarana pelayanan kesehatan untuk melahirkan itu terlalu jauh. Untuk itu, selama 5 tahun kita membangun 7 Puskesmas Rawat Inap di daerah-daerah selatan dan membangun lebih dari 130 Poliklinik Desa, di samping merahab Puskesmas-puskesmas yang hampir menyeluruh. Di luar itu kita juga memberikan gratis pelayanan di Puskesmas. Kalau Jamkesmas itu hanya gratis untuk di Rumah Sakit tapi di Kabupaten Pekalongan selama ini di Puskesmas juga kita gratiskan. Sehingga banyak masyarakat yang hadir di Puskesmas secara berulang-ulang secara gratis. Hal ini pada akhirnya dapat mengoreksi derajat kesehatan sehingga angkanya menjadi baik dan kualitas kesehatan masyarakat Kabupaten Pekalongan lebih baik di atas rata-rata nasional.
Mudah-mudahan kegiatan pengajian thoriqoh sore hari ini memberi hikmah yang berlipat ganda, baik dalam rangka kita meningkatkan iman dan taqwa kepada Allah SWT maupun meningkatkan kecintaan kita kepada Nabi Muhammad SAW maupun juga dalam rangka meningkatkan silaturahmi sesama umat muslim sekaligus juga dalam rangka kita mengikuti kegiatan syiar Islam di daerah kita, di mana pada akhirnya kegiatan seperti ini nantinya juga akan bermanfaat bagi pembangunan Kabupaten Pekalongan. “Saya atas nama Pemerintah Kabupaten Pekalongan selalu menyampaikan ucapan terima kasih kepada tokoh-tokoh masyarakat, kepada para kyai/ibu nyai, para sesepuh dan seluruh masyarakat Kabupaten Pekalongan yang selalu bergotong-royong membangun daerah di antaranya dengan cara kita selalu meningkatkan kualitas keimanan dan wawasan keagamaan. Kegiatan telah membawa manfaat, membawa hal-hal yang positif bagi pembangunan daerah, masyarakatnya menjadi rukun, bersatu dan semakin cerdas,” tegas Qomariyah.
Agama adalah bagian dari tanggungjawab pemerintah karena pemerintah mendapat amanat yaitu agar Pancasila bisa selalu dihayati oleh masyarakat. Majelis-majelis seperti thoriqoh ini tidak boleh mati tetapi harus terus berkembang karena manfaatnya besar dan insya Allah pemerintah akan mendukung, kata orang nomor satu di Kabupaten Pekalongan ini.
Pengajian yang diselenggarakan rutin tiap Minggu Legi itu dihadiri para alim-ulama, Camat dan Muspika Kecamatan Sragi serta Kepala Desa se Kecamatan Sragi dan ribuan ibu-ibu Muslimat NU dari segala penjuru Kabupaten dan Kota Pekalongan. (di2k)
Tidak kalah penting adalah bidang pertanian yang merupakan kerja keras para petani. Pada tahun 2010 beras di Kabupaten Pekalongan melebihi kebutuhan, surplus beras mencapai 40-ribu ton. “Jadi walaupun tahun 2010 itu hujan lebat tapi para petani ini memberikan hasil yang banyak untuk mengisi gudang-gudang beras di Kabupaten Pekalongan,” ungkap Bupati dengan bangga. “Biasanya sisa pertanian paling tinggi 20-ribu ton. Hal itu artinya bahwa masyarakat Kabupaten Pekalongan adalah masyarakat yang sejahtera yaitu masyarakat yang kesehatannya baik dan pendidikannya berstandar provinsi maupun nasional,” imbuhnya.
Pada kesempatan itu Bupati juga menyampaikan bahwa menjelang masa akhir jabatan sebagai Bupati periode 2006-2011 telah membuat laporan 5 tahunan kepada DPRD yaitu Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Akhir Masa Jabatan Bupati (LKPJ-AMJ). Laporan itu harus disampaikan kepada Mendagri melalui Gubernur, kepada DPRD dan pula informasinya kepada masyarakat. Alhamdulillah raport pembangunan kita cukup baik. Menurutnya, ketika awal menjadi Bupati pada 2006, raport pembangunan Kabupaten Pekalongan itu rangking ke-32 dari 35 Kabupaten/Kota se Jawa Tengah. Namun setelah kerja selama 5 tahun, belum lama ini mendapat penilaian pembangunan kita mendapat rangking ke-23. Kita bisa melompati 9 daerah lain dalam waktu 5 tahun. Ini utamanya juga berkat kerjasama masyarakat dalam mewujudkan cita-cita pembangunan 5 tahun, di antaranya adalah bidang pendidikan. Pada saat itu pendidikan nilainya rendah khususnya di tingkat SMA sederajat, karena pada tahun 2006 anak-anak Kabupaten Pekalongan yang sekolah SMA hanya 36%, dan saat ini anak-anak SMA yang bersekolah sudah mencapai 61%.
Dalam mewujudkan partisipasi sekolah atau anak-anak bisa sekolah SMA ini peran swasta cukup besar, karena lebih dari 10 unit SMA sederajat dibangun oleh masyarakat. Pemerintah hanya membangun 6 SMA sederajat selama 5 tahun terakhir dan itu sudah bisa menutup seluruh Kecamatan di seluruh Kabupaten Pekalongan.
Di bidang kesehatan, pada tahun 2006 daerah-daerah yang jauh dari Ibukota mengalami derajat kesehatan yang kurang baik. Banyak iibu atau banyak kejadian ibu-ibu yang mau melahirkan sebelum sampai ke rumah sakit meninggal di jalan karena jalannya kurang bagus dan sarana pelayanan kesehatan untuk melahirkan itu terlalu jauh. Untuk itu, selama 5 tahun kita membangun 7 Puskesmas Rawat Inap di daerah-daerah selatan dan membangun lebih dari 130 Poliklinik Desa, di samping merahab Puskesmas-puskesmas yang hampir menyeluruh. Di luar itu kita juga memberikan gratis pelayanan di Puskesmas. Kalau Jamkesmas itu hanya gratis untuk di Rumah Sakit tapi di Kabupaten Pekalongan selama ini di Puskesmas juga kita gratiskan. Sehingga banyak masyarakat yang hadir di Puskesmas secara berulang-ulang secara gratis. Hal ini pada akhirnya dapat mengoreksi derajat kesehatan sehingga angkanya menjadi baik dan kualitas kesehatan masyarakat Kabupaten Pekalongan lebih baik di atas rata-rata nasional.
Mudah-mudahan kegiatan pengajian thoriqoh sore hari ini memberi hikmah yang berlipat ganda, baik dalam rangka kita meningkatkan iman dan taqwa kepada Allah SWT maupun meningkatkan kecintaan kita kepada Nabi Muhammad SAW maupun juga dalam rangka meningkatkan silaturahmi sesama umat muslim sekaligus juga dalam rangka kita mengikuti kegiatan syiar Islam di daerah kita, di mana pada akhirnya kegiatan seperti ini nantinya juga akan bermanfaat bagi pembangunan Kabupaten Pekalongan. “Saya atas nama Pemerintah Kabupaten Pekalongan selalu menyampaikan ucapan terima kasih kepada tokoh-tokoh masyarakat, kepada para kyai/ibu nyai, para sesepuh dan seluruh masyarakat Kabupaten Pekalongan yang selalu bergotong-royong membangun daerah di antaranya dengan cara kita selalu meningkatkan kualitas keimanan dan wawasan keagamaan. Kegiatan telah membawa manfaat, membawa hal-hal yang positif bagi pembangunan daerah, masyarakatnya menjadi rukun, bersatu dan semakin cerdas,” tegas Qomariyah.
Agama adalah bagian dari tanggungjawab pemerintah karena pemerintah mendapat amanat yaitu agar Pancasila bisa selalu dihayati oleh masyarakat. Majelis-majelis seperti thoriqoh ini tidak boleh mati tetapi harus terus berkembang karena manfaatnya besar dan insya Allah pemerintah akan mendukung, kata orang nomor satu di Kabupaten Pekalongan ini.
Pengajian yang diselenggarakan rutin tiap Minggu Legi itu dihadiri para alim-ulama, Camat dan Muspika Kecamatan Sragi serta Kepala Desa se Kecamatan Sragi dan ribuan ibu-ibu Muslimat NU dari segala penjuru Kabupaten dan Kota Pekalongan. (di2k)