Tim Ses Dan Relawan Diharapkan Bekerja Maksimal Untuk Kemenangan Qori Mantap
KAJEN-Detik-detik pencoblosan calon bupati dan wakil bupati Pekalongan pada tanggal 1 Mei mendatang sudah hitungan hari saja.Semua tim Sukses maupun relawan sudah bergerak dan mencoba memetakan daerah atau wilayah mana saja yang menjadi basis massa partai.
4 Pasang calon sudah melaksanakan kegiatan dari hari ke hari,bahkan cara-cara yang kotorpun banyak dianggap halan oleh mereka.
Menurut beberapa pakar politik pilkada,uang bukanlah segala-galanya,bila uang yang didapat dari calon tidak tepat maka akan hancurlah pasangan calon bupati,begitu pula dengan trik yang kurang tepat sasaran maka massa juga akan lari meninggalkan calon yang digadang.
Kampanye hitam dalam hasil investigasi wartawan juga sudah banyak digunakan,baik melalui SMS maupun tulisan-tulisan yang bernama kalimat provokasi.
Bagaimanapun pula pilkada adalah sebuah kompetisi politik yang diibaratkan sebagai perlombaan sepakbola.Para pemain dilatih untuk tampil prima dilapangan,sedang diluar lapangan para supporter ngotot agar jagonya menang.
Calon bupati asal putra daerah dengan tanda nomor urut 3,Qomariyah selalu berpesan agar partisipasi masyarakat kabupaten Pekalongan dalam pilkada tahun ini dapat mencapai angka 70 persen ke atas.
Disamping itu pula Qomariyah juga berpesan agar para pendukungnya tidak usah membalas bila dijelekkan atau dikasari,semua harus ihlas dalam menjalankan politiknya.
kalimat yang santun dan low profile Siti Qomariyah inilah yang membuat masyarakat kabupaten Pekalongan akhirnya timbul simpati dan menaruh harapan besar bagi kemenangan Qori mantap.
Kini tanggal 1 Mei sudah didepan mata,bagaimana hasil perjuangan dari para tim sukses apakah mereka hanya mencari keuntungan pribadi atau ihlas berjuang untuk kemenangan calon bupati dan wakilnya.
Menurut pendapat Pengamat Politik pilkada yang namanya enggan disebut,yang penting dalam pilkada adalah keseriusan dalam membina grass root atau masyarakat bawah.
"Kalau tim sukses mengerjakan PR pilkada ini dengan benar tanpa ada embel-embel jabatan,proyek,uang jasa atau yang lain,pokokny ihlas saja tentu calon yang didukung akan berhasil dan menang.Jangan hanya setor rai saja tapi tidak bekerja dibawah ya percuma,"kata Pengamat Politik yang sudah beberapa kali mengamati jalannya pilkada dibeberapa daerah.(gusno)
4 Pasang calon sudah melaksanakan kegiatan dari hari ke hari,bahkan cara-cara yang kotorpun banyak dianggap halan oleh mereka.
Menurut beberapa pakar politik pilkada,uang bukanlah segala-galanya,bila uang yang didapat dari calon tidak tepat maka akan hancurlah pasangan calon bupati,begitu pula dengan trik yang kurang tepat sasaran maka massa juga akan lari meninggalkan calon yang digadang.
Kampanye hitam dalam hasil investigasi wartawan juga sudah banyak digunakan,baik melalui SMS maupun tulisan-tulisan yang bernama kalimat provokasi.
Bagaimanapun pula pilkada adalah sebuah kompetisi politik yang diibaratkan sebagai perlombaan sepakbola.Para pemain dilatih untuk tampil prima dilapangan,sedang diluar lapangan para supporter ngotot agar jagonya menang.
Calon bupati asal putra daerah dengan tanda nomor urut 3,Qomariyah selalu berpesan agar partisipasi masyarakat kabupaten Pekalongan dalam pilkada tahun ini dapat mencapai angka 70 persen ke atas.
Disamping itu pula Qomariyah juga berpesan agar para pendukungnya tidak usah membalas bila dijelekkan atau dikasari,semua harus ihlas dalam menjalankan politiknya.
kalimat yang santun dan low profile Siti Qomariyah inilah yang membuat masyarakat kabupaten Pekalongan akhirnya timbul simpati dan menaruh harapan besar bagi kemenangan Qori mantap.
Kini tanggal 1 Mei sudah didepan mata,bagaimana hasil perjuangan dari para tim sukses apakah mereka hanya mencari keuntungan pribadi atau ihlas berjuang untuk kemenangan calon bupati dan wakilnya.
Menurut pendapat Pengamat Politik pilkada yang namanya enggan disebut,yang penting dalam pilkada adalah keseriusan dalam membina grass root atau masyarakat bawah.
"Kalau tim sukses mengerjakan PR pilkada ini dengan benar tanpa ada embel-embel jabatan,proyek,uang jasa atau yang lain,pokokny ihlas saja tentu calon yang didukung akan berhasil dan menang.Jangan hanya setor rai saja tapi tidak bekerja dibawah ya percuma,"kata Pengamat Politik yang sudah beberapa kali mengamati jalannya pilkada dibeberapa daerah.(gusno)